Penutupan Summer Course: Kenanglah Surabaya, Surabaya Kota Bersejarah
Unesa.ac.id, Surabaya - Hari ini (6/2), Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) Unesa menggelar kegiatan Penutupan Summer Course Mahasiswa Hankuk University of Foreign Studies. Kegiatan yang diikuti oleh 17 mahasiswa dari Korea Selatan ini sudah dilaksanakan sejak Januari 2020. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama, Dr. Sujarwanto, M.Pd., Kepala Koordinator Mahasiswa BIPA, Drs. Jack Parmin, M.Hum., Perwakilan dari Kedutaan Besar Korea yang akrab disapa Pak Lee, serta sahabat BIPA.
Dalam sambutannya, Jack parmin mengatakan jika selama satu bulan ini, mahasiswa Korea sudah banyak belajar mengenai Bahasa Indonesia dan budaya Indonesia. Dari belajar itu, secara otomatis banyak pengalaman yang mereka dapatkan.
“Semoga semua yang diberikan bisa menjadi catatan yang berarti bagi kalian untuk belajar bahasa Indonesia selanjutnya. Terima kasih dan semoga ada tindak lanjut dengan program lain yang lebih lama.”
Senada dengan Jack Parmin, Sujarwanto dalam sambutannya juga menyampaikan harapan akan diadakannya program serupa dengan jangka waktu yang lebih lama.
“Pimpinan Unesa mengucapkan selamat kepada mahasiswa Hankuk yang sudah belajar Bahasa Indonesia di Unesa. Semoga kedepan semakin banyak mahasiswa Korea yang belajar Bahasa Indonesia di Unesa.”
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Pak Lee menyampaikan hal yang berbeda. Ada pesan dan kesan yang diselipkan dalam sambutannya, khususnya untuk mahasiswa Korea yang sudah belajar di Unesa. Terlebih, belajar Bahasa Indonesia tidaklah mudah, apalagi hanya dalam waktu 1 bulan.
“Saya kerja di Kedubes, belajar Bahasa Indonesia hanya 1 bulan sulit untuk bisa lancar,” ujarnya.
Menurut Pak Lee, Surabaya dengan Kota Bussan sudah seperti teman, ada komunikasi di dalamnya. Sebut saja seperti adanya Taman Korea yang di dalamnya merupakan sebuah monumen untuk orang Korea yang dipaksa bekerja di Indonesia oleh Jepang.
“Besok kalian (mahasiswa Korea) akan pulang pagi-pagi. Kenanglah Surabaya. Surabaya terkenal dengan Kota bersejarah. Indonesia, Merdeka!” tutup Pak Lee.
Dalam kegiatan ini juga ditampilkan tarian remo oleh mahasiswa sendratasik, pembacaan puisi (Ahn Daehyuk: Lupa Jalan Pulang, Yang Saerim: Bromo, serta Oh Yujin: Apa yang Kau Cari), penampilan gerak dan tari, serta pidato kesan-kesan selama belajar Bahasa Indonesia di Unesa oleh mahasiswa BIPA dari Korea. (ay/why/tni)